KOPI BATU MALANG


Batu dan Malang selalu identik dengan buah apel, mungkin itu yang hanya diketahui masyarakat Indonesia pada umumnya. Padahal potensi kota Batu dan Malang dalam bidang agribisnis maupun hasil laut yang sangatlah luar biasa. Mungkin anda belum mengetahui jika Batu memiliki kualitas kentang unggul terbaik se Indonesia yang disebut sebagai kentang Kurangkuali. Atau kesemek yang ekspor sampai Korea dan Singapura. Strawberry dan sayur mayur lain tumbuh sangat baik di dataran tinggi kota Batu. Berdasarkan catatan sejarah, tanaman jeruk dan kopi pernah menjadi potensi legenda yang pernah menjadi sebuah cerita kebanggan tersendiri, sayangnya potensi tersebut tenggelam di telan zaman, dan kini kota Batu dan Malang dikenal hanya karena buah apelnya.

Kopi

Lembah kota Batu memiliki ketinggian  ideal untuk menanam kopi, khususnya kopi jenis Arabica. Pada era kolonial, sebelum apel atau jeruk menjadi tanaman agribisnis potensial di kota Batu, kopi merupakan tanaman yang dibudidayakan oleh seorang tuan tanah Belanda yang bernama Tuan Van Der Man di sebuah lereng gunung yang kini dikenal sebagai gunung Panderman.

 
gunung Panderman

Sedangkan untuk daerah Malang, tepatnya di eks.perkebunan PTPN Kalibakar hingga kini masih ditanami tanaman kopi jenis Robusta atau yang lebih dikenal kopi dampit. Kualitas kopi jenis robusta dari daerah dampit ini tidak diragukan lagi kualitasnya. Bahkan daerah Dampit merupakan salah satu daerah pengekspor kopi terbesar di Indonesia.


Kini, seseorang anak muda  asli kota Batu berusaha lagi menghidupkan legenda yang hilang tersebut. Mencoba memproses kopi tersebut dengan pola pola tradisional tanpa campuran apapun, termasuk bahan bahan kimia di dalamnya. Semua peralatannya pun bahkan bisa dibilang cukup sederhana dan klasik.


Untuk mendapatkan kualitas terbaik tidaklah bisa didapat dengan instant. Semua proses pasti memerlukan waktu yang tidak sebentar. Untuk mendapatkan hasil terbaik digunakanlah tekhnik dekafenisasi kopi, yakni dengan cara menyimpan kopi dalam gudang kering dengan kelembaban tertentu selama minimal 1 tahun sebelum di shangrai. Kemudian baru biji kopi tersebut di giling sampai sehalus mungkin dan siap untuk dikonsumsi.




 Putri Titian

Putri Titian

    
Junior Liem

Pemprosesan kopi ini sempat dikunjungi oleh tim dari celebrity on vacation TransTv dengan Junior Liem dan Putri Titian sebagai host dari acara tersebut. Mereka penasaran dengan potensi lokal yang terlupakan, dan belajar bagaimana kopi tersebut diproses secara manual.



Deskripsi Produk Java Forest Coffee
 
Sebelumnya kami sampaikan terima kasih atas peran serta anda dalam membeli produk lokal sebagai upaya sederhana mencintai negeri ini. Selama ini, Batu Malang selalu identik dengan buah apel. Di sini kami berusaha menghidupkan kembali salah satu potensi lokal yang terlupakan.
Inilah persembahan terbaik dari ketinggian lereng Arjuna, sebuah Gunung yang memiliki nilai historis tinggi dan merupakan hulu dari mata air sungai terpanjang di Pulau Jawa. Dengan jenis kopi arabica yang ditanam diantara perkebunan apel berdampingan dengan lebatnya hutan gunung Arjuna. Menggunakan pola pola tradisional tanpa ada unsur kimia dalam memproses biji kopi menjadi minuman budaya warisan leluhur yang menjadikan Indonesia dikenal oleh dunia melalui kopi. Bagi orang Indonesia, kopi lebih dari sekedar minuman. Kopi merupakan simbol dari kebudayaan dan hangatnya kekeluargaan.
Untuk jenis robusta, kopi dari kawasan pinggiran selatan Batu Malang merupakan yang terbaik dari seluruh negeri. Daerah dampit pernah menjadi perkebunan kopi robusta terluas se-Indonesia. Lokasinya berdekatan dengan area Pantai Selatan, bahkan beberapa wilayahnya merupakan anak sungai yang menjadi jalur lintasan lahar Gunung Semeru.
Untuk mendapatkan hasil terbaik, memerlukan proses yang tidak instant. Kami menyebutnya Proses dekafenisasi biji kopi, yakni pola menyimpan biji kopi dalam gudang kering yang memerlukan waktu minimal 1tahun sebelum di shangrai, kemudian biji kopi baru digiling sampai sehalus mungkin sehingga sudah layak untuk dikonsumsi.
Kopi ini tanpa campuran apapun, tidak hanya murni dari segi kualitas. Akan tetapi semua proses dari penanaman hingga penjualan merupakan murni kerja keras petani lokal dan anak anak muda setempat tanpa sedikitpun melibatkan tengkulak, pengusaha atau investor besar.


11 comments:

sehat itu aku said...

jadi pengen jelajah kesana ingin lebih tau :)

sehat itu aku said...

jadi pengen jelajah kesana ingin lebih tau :)

Unknown said...

udah pernah kesana haha , baca juga lainnya disini

BacaTekno.com said...

waduh keren pengen kesana aneee

Anonymous said...

Hotel Bakti terletak di Jl. Hayam Wuruk yang tepat di jantung kota (sebelah timur Malioboro), mengundang Anda untuk mengunjungi Yogyakarta ketika Anda datang untuk berbisnis atau berlibur. Hotel ini berpengalaman melayani dan menerima tamu baik perseorangan maupun rombongan/group (keluarga, karyawan, pelajar, mahasiswa, dll). Hotel ini didirikan untuk memberikan fasilitas dan pelayanan yang memuaskan.
Terletak sekitar 25 menit berkendara dari Bandara Internasional Adisucipto, dalam beberapa menit dari Stasiun Tugu dan jalan Malioboro. Kunjungi situs web kami di www.hotelbaktijogja.com

Androcips said...

Jadi pengen ke Batu Malang lagi setelah baca2 artikelnya tentang Malang. Terima kasih.

Anggi said...

saya suka sekali sama kopi. setelah membaca artikel ini saya jadi pengen nyobain kopi batu malang, kayaknya mantap luarbiasa...
salam: http://blogku-al.blogspot.com/

ihsan said...

Nih coba deh informasi disini ane juga punya wisata kuliner di Malang

Miftah said...

terimakasih atas infonya, hanya memberitahukan bahwa kami juga memiliki rekomendasi 12 tempat wisata kota malang yang patut untuk dikunjungi

Unknown said...

Tempat produksi kopi yg di batu itu tepatnya di daerah mana mas?

Unknown said...

Lokasi tepatnya dimana mas, yang produksi kopi dibatu (foto atas)