BROMO TUTUP

Gunung Bromo bebas kendaraan bermotor pada tiap tahun sekali, pada hitungan penanggalan Suku Tengger yang disebut sebagai Megengan Wulan Kapitu (bulan ketujuh). Pada penanggalan tersebut, sesepuh tokoh masyarakat Tengger akan melakukan ritual puasa yang bertujuan untuk menahan sifat duniawi dan lebih mendekatkan diri pada sang maha kuasa.

Untuk menghormati ritual adat masyarakat Tengger, maka berdasarkan kesepakatan pengelola membebaskan wilayah Kaldera Gunung Bromo dan sekitarnya bebas dari kendaraan bermotor. Wisatawan masih diperkenankan masuk area kaldera bromo dengan menggunakan kuda, tandu, sepeda, ataupun berjalan kaki.

Pada penanggalan masehi, ritual Wulan Kapitu ini dimulai pada 24 februari hingga 1 bulan ke depan. Kendaraan para wisatawan yang datang dari Malang hanya boleh sampai Jemplang. Sedangkan kendaraan yang melalui jalur Probolinggo hanya boleh sampai di Cemoro Lawang. Dan kendaraan wisatawan yang menggunakan jalur Pasuruan hanya boleh sampai di Pakis Bincil.

Demikianlah seharusnya, konsep destinasi wisata harus tetap mengedepankan kearifan lokal. Hal ini bisa disebut sebagai wisata berkelanjutan yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan alam, tidak serta merta dieksploitasi habis-habisan dan meninggalkan banyak kerusakan, seperti sampah yang serta merta ditinggalkan begitu saja oleh para wisatawan.




No comments: